Senin, 28 November 2011

Seni di Indonesia Claire Holt

Buku “babon” (wajib dan perlu dibaca) bagi siapa saja yang tertarik mengenai kesenian di Indonesia ini merupakan terjemahan dari karya seminal Claire Holt, Art in Indonesia: Continuities and Change yang diterbitkan oleh Cornell University Press, 1967, dengan dukungan Program Asia Tenggara Universias Cornell dan Program Sastra Asia dari Asian Society.  Buku setebal 534 halaman ini dibagi menjadi tiga bagian: Warisan, Tradisi-tradisi yang Hidup, dan Seni Modern, disertai appendix panjang sinopsis-sinopsis wiracarita dan cerita, detil seni pertunjukan dalam prasasti serta kesusastraan kuna, plot delapan lakon wayan, dan ringkasan biografi seniman-seniman Indonesia.
Sesuai dengan sub-judul buku aslinya, Continuities and Change, Holt mencatat dan membahas kemunculan motif-motif desain, adat, gaya tari dsb. dari zaman dulu hingga saat buku ini diterbitkan.  Buku ini disusun dengan sistematis dan mudah dipahami.  Dengan lincah dan cerdas pengarang menggunakan pendekatan multidisiplin untuk membahas berbagai perkembangan seni rupa—terutama patung dan ukir-ukiran, tarian dan lukisan—dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan dan melacak jejak-jejak pengaruh asing.  Holt memberi analisa dan interpretasi multidimensional dari berbagai disiplin, terutama sejarah, arkeologi, tarian dan pewayangan.
Meskipun begitu, tentunya tidak semua jenis kesenian di Indonesia tercakup dalam buku ini. Holt mengakui bahwa konsentrasi ke Jawa (terutama Jawa Tengah (Yogyakarta) dan Bali tidak bisa dihindari karena posisinya yang penting dalam sebagian besar sejarah, dan juga ketersediaan sejumlah besar rekaman-rekaman sejarah.  Di luar Jawa dan Bali, beberapa jenis kesenian di Toraja, Nias, Batak dan Papua dibahas sedikit.
Dalam versi bahasa Indonesianya catatan akhir (endnotes) diganti menjadi catatan kaki (footnotes), sementara ilustrasi-ilustrasi pendamping tiap bab dikelompokkan menjadi satu dalam halaman-halaman terakhir tiap bab karena keterbatasan dana percetakan.  Referensi-referensi Holt ini akan sangat berguna bagi penelitian lebih lanjut.  Sayang sekali memang, buku ini walaupun memuat banyak informasi dan referensi, sedikit sekali memuat sumber-sumber primer dari praktisi, peneliti maupun tokoh masyarakat lokal.
Terjemahannya sendiri, sayang sekali, sedikit terasa “aneh” karena pilihan kata yang terkadang kurang pas, kata per kata, dan (seringnya menghasilkan) susunan kalimat yang membingungkan.  Ada beberapa salah ejaan juga.  Untuk banyak halaman, saya harus membaca buku ini berdampingan dengan buku aslinya untuk memahaminya.  Di sini sayang sekali bahwa editor tidak berperan, padahal penerjemah R. M. Soedarsono, dengan latar belakang sejarah dan tariannya, dan di sela-sela kesibukannya, memberi kecakapan pengahlian bahasa dan catatan-catatan tambahan sesuai perkembangan jamannya, sekaligus menulis pengantar mengenai proses penerjemahannya.  Bagaimanapun juga, penerjemahannya harus kita hargai karena buku ini adalah salah satu sumber referensi terbaik hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar